Rabu, 11 Mei 2016

Menjadi Gay karena Om Dende

Hai, Saya baca blogmu, dan saya merasakan yang sama. Bisa dibilang kita senasib
Korban pelecehan seksual penyuka sesama jenis saat remaja.

Dulu saya ketemu Om dende saat saya kelas 1 SMA di Palu,
Saat itu saya pulang sekolah dengan berjalan kaki.
Tau - tau ada suara panggilan dari dalam mobil, dan memintaku untuk naik.
Bagiku tawaran itu kesempatan yang baik untuk bisa pulang tanpa capek2 jalan kaki di tengah terik matahari.

Saat saya sudah masuk mobil ternyata Om itu tidak langsung menjalankannya mobilnya melainkan menanyakan hal2 yang saya pikir sangat vulgar.

Dimulai basa basi biasa nanya nama, rumah, kelas, dsb. Sampai pada pertanyaan ku yang tidak terpikirkan olehku.

Dia nanya, "dek, kamu pernah nonton film biru gak?".
Saya terdiam sejenak, dan jawab, "hmm blm om".
Terus dia malah bertanya  semakin dalam tentang Porno2 itu.

Dia menceritakan film yang ditontonnya, dia bercerita sambil mempraktekannya menggunakan tangannya, dari mulai kissing, meremas2 tete, sampai...

Sampai membuka celana dan memperlihatkan kemaluannya.

Sontak saya kaget. Dan berfikir, ini orang mau ngapain?

Tidak lama kemudian dia tanya, "bagaimana? So badiri t***i mu ?
Sy terheran heran dan hanya terdiam.

Sini Om lihat...

Saat itu sy risih, karena belum ada yang pernah megang2 kemaluan saya.
Tapi katanya "tidak apa2, cuman mau dilihat".

Dia pegang2 t***i ku, sampe tegang.
Dan dia bilang "awal2 di film itu baku isap lidah, kayak begini e"..

Sambil pegang2 t***ku dia mencium bibirku dan mengulum2kan lidahnya.

Saya bingung dan hanya bisa diam.
Dia membuka resleting saya, dan mengeluarkan "t****i sy dari celana.
Setelah dia keluarkan, dia memulai lg menceritakan film2nya, dengan mengatakan,
"Ini e, kalau difilm  itu, yang bagian ini diisap, uhm pe enak jo dia.'


Sy Hanya diam, dia bercerita sambil mengocok2 kemaluanku.
Dan dia bilang

"Coba ko rasa e, kalau dihisap bagaimana rasanya"

Tanpa persetujuan ku, Om itu langsung menempelkan mulutnya ke kemaluanku, dan menghisapnya, saya jadi tambah bingung harus bagaimana, dan tidak apa2 apa yang seharusnya sy perbuat. Saya hanya diam.

Semakin dalam, semakin lama, isapan Om itu semakin membuatku merasakan kenikmatan yang belum pernah sy rasa. Dan Om itu masih terus menghisapnya.

Beberapa saat kemudian dia menghentikannya, dan mengatakan "coba ini kursinya dorong kebelakang sedikit".

Dia membantu saya mendorongkan kursi yang saya duduki.
Dan kemudian tiba2 dia mengarahkan badannya untuk duduk diatasku, dia membelakangi ku. Sambil berkata " tunggu sebentar e, sedikit lagi,".
Dia membelakangi ku.
Dan lagi2 saya bingung apa lagi yang akan diperbuatnya.

Dia memasukan t***i ku ke pantatnya, WTF.
Saya masih terdiam. Dan merasakan kehangatan baru.

Dia menggoyangkan badannya naik turun, dan itu membuat saya semakin merasakan kenikmatan.

Dia terus menggoyang goyangkan badannya sambil berdarah desah. Oh.. Oh.. Owh..
Saya hanya bisa diam.

Dia bilang, kalau sudah kerasa mau keluar bilang e.
Saya hanya ngangguk.

Dan dia terus bergoyang2. Dan berddesah owh owh owh.. Yes..

Tidak lama kemudian saya tepuk badannya, "Om saya kayak mau kencing".

Langsung dia angkat badannya dari saya. Dan kembali duduk di tempatnya.
"Keluarkan saja" katanya

Sambil rasa risih
Rasa ingin kencing itu tidak bisa tertahan. Dan keluar...

Saya kembali bingung.. Dan berkata dalam hati Ini apa ? Koq putih. ?
Saya terheran2 dengan warna air kencing ku.

Dia ternayata melanjutkan aktifitas pornonya, dia kocok t***i nya dengan tangannya, sambil berdesah desah juga, ah AHA ah uh..

Lagi lagi saya diam .

Dan saat kemudian dia mengeluarkan cairan putih yang sama dengan apa yang sy keluarkan sebelumnya.

Ah hu haa huu haa.. Begitu suara desahnya mengiringi cairan itu keluar.

Tidak lama kemudian dia kembali mengarah ke bibirku,
Dia isap lidah ku, dan mengulum2nya.

Dan dia bilang "bagaimana enak kan? Sambil tersenyum.
Saya mengangguk.

Dan aksi itu pun akhirnya selesai. Dia menjalankannya mobilnya dan mengantarkan ku pulang.

Tali dia tidak mau berhenti depan rumahku, dia bilang ada keperluan lain. Sy hanya bisa bilang iya tidak apa2 di dekat situ saja.

Dan saya pun diturunkan dari dalam mobil.

Sy pulang rumah langsung masuk wc, cek apa yang terjadi dengan saya, saya meludah2. Takut ada penyakit yang ditularkan Om itu.

Tidak ada yang berani saya ceritakan ke orang lain tentang ini.
Karena saya tidak berani, orang lain tau, kalah saya telah melakukan hal yang tidak wajar.

Hari - hari berselang, ternyata Om itu mendapati ku lagi di jalan. Dan saya entah kenapa mau saja naik keatas mobilnya.

Sejak saat itu. Saya sering mulai berfantasi begituan dengan si Om itu.

Dan kau tahu?

Ternayata saya ketagihan menjadi ingin lagi dan lagi.

Saya tidak tahu ini kenapa,

Belakangan baru saya tahu, itu adalah Gay penyuka sesama jenis, dilarang agama,

Saya sangat malu mengetahui hal itu.
Nilai akademik saya menurun, jadi minder setiap ketemu orang.
Berasa banyak bersalah.

Sejak kejadian itu.

Saya bertemu kembali dengan Om dende itu sebanyak 3 kali, dan hal itu terjadi dan terjadi lagi.

Saya sudah tidak bs menolak hasrat saya kepada Om itu.
Terakhir saat kelulusan SMA, saya merasa mungkin saja saya tidak lulus.
Karena saya merasa kurang maksimal dan telah banyak berdosa.

Tapi syukurnya saya lulus.
Sy lulus dan saya berangkat keluar dari kota palu.

Harapannya saya bisa melupakan kejadian2 memalukan itu.

Tapi ternyata tidak, saya semakin merasakan bahwa saya sudah tertular suatu penyakit.
Dan penyakit itu bernama "GAY".

Saya ingin berpesan kepada siapa saja yang membaca cerita ini,
Bahwa jika Anda GAY, jadilah Gay Sendiri, Jangan menularkan ke orang orang yang normal.
Dan jika pun Anda sudah tertular. Tolong dan sangat tolong.

Jangan kembali melakukan kesalahan yang sama untuk menularkan nya ke anak2, remaja2 atau orang2 yang masih normal.

Saya Gay, tapi sampai saat ini saya tidak pernah berhubungan lagi dengan pria2 Gay lain, selain kejadian2 dengan Om Dende itu.

Dan benar saja, suatu saat Om Dende itu akan menerima balasan-Nya.


Terimakasih untuk yang sudah bersedia membaca cerita saya.

Thnx

Tidak ada komentar: